Tujuh puluh empat tahun sudah bangsa tercinta ini bebas dari belenggu penjajah. Merdeka, sebuah harga mati yang harus ditebus dengan darah dan air mata. Berjuta jiwa melayang, luka menganga meninggalkan cerita yang tak akan lekang dan lapuk dimakan usia. Sejarah perjuangan para pendahulu kita, Sang Pahlawan kusuma bangsa pantas untuk selalu dikenang. Kegigihan dan rela berkorban demi terwujudnya cita-cita bangsa adalah teladan yang harus tertanam di setiap dada seluruh warga negara.

Kemerdekaan ini bukanlah hadiah atau pemberian cuma-cuma, tetapi anugerah dari Sang Mahakuasa. Rida-Nya terhadap usaha yang telah dibentangkan, hingga penindasan pun tersingkirkan dari negeri tercinta. Kemerdekaan bukanlah akhir dari perjuangan , tetapi langkah awal untuk tumbuh dan berkembang bak bunga yang merona. Tentu bukanlah hal yang mudah untuk mempertahankan dan mengisinya agar tak sia-sia. Berbagai hambatan dan tantangan, bahkan tak pelak ancaman pun datang mendera. Kebersamaan , persatuan dan kesatuan harus dijunjung tinggi agar mampu menghadapi semua yang terjadi. Pertahanan bangsa harus benar-benar kokoh agar pembangunan dan kelangsungan hidup bangsa ini bisa berjalan sesuai harapan.

Pertahanan negara bukan hanya di angkatan perang, pangan, dan budaya. Tak kalah pentingnya adalah pendidikan. Pondasi karakter yang terbentuk melalui proses pendidikan akan sangat berpengaruh terhadap kekuatan bangsa. Pemerintah telah menjawab tantangan ini melalui implementasi Kurikulum 2013. Penguatan pendidikan karakter tidak hanya tanggung jawab guru PKn atau Pendidikan Agama saja. PPK menjadi tanggung jawab seluruh guru dan harus terintegrasi dalam setiap mata pelajaran. Melalui proses PPK yang terus menerus diharapkan akan terbiasa dan terbentuk budaya karakter yang terpatri dalam jiwa tercermin dalam keseharian.

Peserta didik adalah generasi harapan yang harus senantiasa kita jaga, kita rawat agar menjadi pribadi yang tatag dan tangguh. Generasi tangguh akan terbentuk melalui proses pendidikan yang bermutu. Proses yang tidak hanya memperhatikan aspek kognitif saja, tetapi utuh dan menyeluruh. Di sinilah peran guru sangat menentukan.

Untuk menghasilkan generasi yang tangguh, guru harus mampu menyusun rencana pembelajaran yang jitu. Pembelajaran yang berorientasi HOTS dan menjawab tantangan era revolusi industri 4.0 yang ditandai dengan pemanfaatan Teknologi informasi. Tantangan berat yang rawan adalah penyalahgunaan teknologi. Guru harus senantiasa belajar dan belajar agar tidak ketinggalan zaman. Biarlah hanya katak saja yang berada di bawah tempurung. Guru harus berwawasan luas agar mampu membersamai generasi harapan menjadi pribadi yang bisa diandalkan. Mereka yang saat ini sedang ditempa adalah calon – calon pemimpin bangsa yang kelak akan menentukan ke mana bangsa dan negara ini akan dibawa. Agar terjadi kesinambungan dengan harapan para pahlawan yang telah gugur mendahului kita, maka sepatutnyalah kita harus berjuang sesuai kemampuan untuk mewujudkan impian.

Seiring dengan tema yang diluncurkan saat ini, SDM unggul Indonesia maju. Dapat kita bayangkan bahwa dengan sumber daya manusia ( SDM ) yang unggul maka bangsa kita akan menjadi bangsa yang maju. SDM unggul akan terbentuk melalui proses pendidikan yang bermutu. SDM unggul adalah generasi bangsa yang berbudi pekerti luhur, berkarakter kuat, menguasai keterampilan, menguasai ilmu pengetahuan masa kini dan masa depan. SDM yang unggul akan memiliki kreativitas, inovasi dan kecepatan untuk bersaing secara global sehingga mampu melompati bangsa-bangsa lain di dunia.

Kelemahan, kesulitan bukan untuk diratapi dan disesali, tetapi menjadi motivasi untuk terus berkreasi. Kesulitan akan menjadi tantangan tersendiri yang menjadikan diri semakin teruji. Inspirasi tiada henti menuju hari esok yang lebih berarti. Selamat berjuang, di mana pun berada. Saling mengisi, saling melengkapi sesuai dengan kemampuan diri.

Banguntapan, 18 Agustus 2019

Dirgahayu bangsaku #SDM UngguLIndonesia maju#catatan harikemerdekaan#